Artikel
Deduktif dan Artikel Induktif dari Koran
Artikel
Deduktif
“Peserta
UNBK Ditingkatkan”
JAKARTA, KOMPAS-
Pemerintah akan lebih focus pada upaya menambah jumlah peserta ujian nasional
berbasis computer. Ujian model ini lebih praktis, karena sejumlah alasan antara
lain direpotkan urusan pendistribusian soal ke daerah-daerah dan pengerahan
polisi untuk menjamin keamanannya.
“kami
ingin menaikkan jumlah pentyelenggara ujian nasional berbasis komputer (UNBK),
tetapi kesiapan infrastruktur di wilayah tersebut tetap menjadi bahan
pertimbangan,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anie Baswedan setelah
konferensi pers terkait pelaksanaan ujian nasional sekolah menengah atas (SMA)
dan sederajat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD), Jakarta,
Kamis(07/04).
Anies
mencontohkan pelaksanaan ujian nasional di Surabaya, Jawa Timur, yang lebih
praktis karena 100 persen sekolah dikota itu menerapkan UNBK. Di Surabaya,
tidak adalagi kewajiban untuk mendistribusikan soal dan menugaskan polisi untuk
mengawasi distribusi soal.
Pelaksanaan
UN kini menggunakan dua model, yaitu berbasis kertas dan komputer. Dari total
7,6 juta peserta UN sekolah menengah pertama (SMP) dan SMA sederajat pada tahun
2016, sebanyak 921.862 siswa diantaranya mengikuti UNBK. Peserta UNBK tahun ini
naik 900 persen daripada tahun lalu yang hanya berjumlah 170.000 siswa.
Menurut
Anies setelah ujian nasional selesai dilaksanakan, sekolah-sekolah akan diaudit
untuk mengevaluasi penyelanggaraan UNBK. Audit perlu dilakukan karena 88 persen
pengaduan ujian nasional yang diterima Posko UN Kemdikbud adalah terkait dengan
problem infrastruktur sekolah yang diperlukan untuk mengadakan UNBK.
Setelah
evaluasi dilaksanakan, Anies akan mendorong kepala daerah untuk membantu
sekolah-sekolah di daerahnya menyelanggarakan UNBK.
Inspektur
Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Daryanto mengatakan, peningkatan
jumlah sekolah penyelenggara UNBK akan memudahkan pengawasan ujian. Dengan
menerapkan UNBK, sekolah tidak memiliki peluang untuk menyebarkan soal kepada
murid-muridnya.
Keamanan Server
Daryanto
menyatakan walaupun secara umum UNBK berjalan lancar, tetap ada problem yang
terkait server. Oleh karena itu, perbaikan pada masa mendatang akan difokuskan
pada urusan server.
Menurut
dia, ada beberapa peretas yang mencoba menembus keamanan server. “Kami sedang
meneliti titik-titik asal peretas. Pada masa mendatang kami akan memetakan
sumber peretas dan meningkatkan pengamanan,” ujar Daryanto.
Pengamanan
pendidikan Doni Koesoema menuturkan, pemerintah jangan hanya fokus pada
penggunaan teknologi dan informasi untuk ujian nasional. Para siswa dan guru
perlu pula didampingi dalam menggunakan komputer sejak awal pembelajaran.
Oleh
karena itu, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) harus kembali
diadakan. “Dengan ada TIK para siswa akan lebih nyaman dalam belajar dan
menghadapi UNBK,” ujarnya.
Menurut
Anies, pada tahun depan, Kemdikbud akan mengupayakan agar pada tahun depan
jadwal pelaksanaan UNBK berbarengan dengan UN berbasis kertas. Pada tahun ini,
jadwal pelaksanaan dua model ujian tersebut berbeda. Ujian berbasis kertas
berlangsung pada Senin(4/4) - Rabu(6/4), sedangkan UNBK berlangsung pada
Senin(4/4) – Kamis(7/4) dan Senin(11/4) – Selasa(12/4).
Perbedaan
jadwal itu dianggap menciptakan peluang bagi peserta ujian berbasis kertas
untuk memberitahukan soal kepada peserta UNBK. Namun, menurut Anies, yang
disebut sebagai “Kebocoran soal” tidak terjadi karena soal yang dipakai pada
UNBK dan ujian berbasis kertas berbeda satu sama lain.
Artikel
Induktif
“Perompak
Beraksi di Kepulauan Seribu”
JAKARTA,
KOMPAS – Nelayan dari Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, disatroni perompak
saat tengah melaut, Rabu(6/4) dini hari. Hasil tangkapan beserta sejumlah
perlengkapan kapal diambil perompak yang menggunakan senjata api.
Menurut
Omin (49), nahkoda kapal nelayan tersebut, peristiwa itu terjadi sekitar 50 mil
laut arah utara Pulau Sebira yang merupakan ujung paling utara Kepulauan
Seribu. Saat enam nelayan tertidur lelap diatas kapalnya, datang tiga orang
menggunakan perahu cepat, lalu meletuskan senjata api, Rabu sekitar pukul
02.30.
“Perompak
datang dengan speedboot bertubuh mancung khas perompak Lampung. Mereka langsung
melepaskan tembakan dan bertanya nelayan darimana, nih? Langsung barang-barang
kami diambil,” ungkap Omin, Kamis(7/4).
Selain
Omin, saat itu ada lima awak kapal nelayan tersebut , yakni Dali, Edi, Abas,
Ondi, dan Museli. Selain kapal dari Untung Jawa itu, ada dua kapal lain dari
Rawa Saban, Tangerang, yang dilaporkan ikut dirompak.
Tidak
ada yang terluka dari kejadian tersebut. Namun, perompak mengambil semua
barang-barang berharga dari kapal, yaitu alat global positioning system (GPS),
sounder, dua aki, genset, tiga telepon
seluler, dan hasil tangkapan ikan 1,5 kuintal.
Taufik
hidayat (45), keluarga pemilik kapal, menegaskan, dirinya rugi cukup besar
dalam kejadian ini. “Ikan yang diambil itu nilainya Rp. 8 juta, yang terdiri
dari ikan tenggiri, kakap merah, dan kerapu. Alat-alat yang dicuri nilainya Rp.
35 juta. Itu belum ditambah modal yang mencapai Rp. 12 jutaan,” kata taufik.
Kejadian ketiga
Lurah
Untung Jawa Badri Yosi meminta agar berwenang melakukan patroli rutin di
wilayah rawan, termasuk di daerah paling jauh tersebut. Kurangnya pengawasan
membuat tindakan kriminal didaerah itu seringkali terjadi.
“Ini
kejadian ketiga yang menimpa nelayan Untung Jawa. Yang kedua lalu lebih sadis
karena kapal nelayan diambil, lalu nahkoda beserta awak kapal hanya dibekali
papan dan jeriken untuk berenang,” ucap Badri.
Kepala
Kepolisian Sektor Kepulauan Seribu Utara, Ajun Komisaris Freddy Yudha
membenarkan peristiwa yang terjadi di kawasan terluar Kepulauan Seribu
tersebut. Perompak diduga sengaja beraksi dikawasan yang jauh dari area
pengamanan.
“Pulau
Pabelokan area termasuk terluar di Kepulauan Seribu. Kami harus patroli
berhari-hari dan menginap di pulau yang berpenduduk, seperti Pulau Bira, untuk
bersiaga,” kata Freddy Yudha, Kamis.
SUMBER:
KORAN KOMPAS edisi hari
Jumat tanggal 8 April 2016
0 komentar:
Posting Komentar