Jumat, 22 April 2016

Tugas 2 Lanjutan (Bahasa Indonesia 2)

Artikel Deduktif dan Artikel Induktif dari Koran

Artikel Deduktif
“Peserta UNBK Ditingkatkan”

JAKARTA, KOMPAS- Pemerintah akan lebih focus pada upaya menambah jumlah peserta ujian nasional berbasis computer. Ujian model ini lebih praktis, karena sejumlah alasan antara lain direpotkan urusan pendistribusian soal ke daerah-daerah dan pengerahan polisi untuk menjamin keamanannya.
“kami ingin menaikkan jumlah pentyelenggara ujian nasional berbasis komputer (UNBK), tetapi kesiapan infrastruktur di wilayah tersebut tetap menjadi bahan pertimbangan,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anie Baswedan setelah konferensi pers terkait pelaksanaan ujian nasional sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD), Jakarta, Kamis(07/04).
Anies mencontohkan pelaksanaan ujian nasional di Surabaya, Jawa Timur, yang lebih praktis karena 100 persen sekolah dikota itu menerapkan UNBK. Di Surabaya, tidak adalagi kewajiban untuk mendistribusikan soal dan menugaskan polisi untuk mengawasi distribusi soal.
Pelaksanaan UN kini menggunakan dua model, yaitu berbasis kertas dan komputer. Dari total 7,6 juta peserta UN sekolah menengah pertama (SMP) dan SMA sederajat pada tahun 2016, sebanyak 921.862 siswa diantaranya mengikuti UNBK. Peserta UNBK tahun ini naik 900 persen daripada tahun lalu yang hanya berjumlah 170.000 siswa.
Menurut Anies setelah ujian nasional selesai dilaksanakan, sekolah-sekolah akan diaudit untuk mengevaluasi penyelanggaraan UNBK. Audit perlu dilakukan karena 88 persen pengaduan ujian nasional yang diterima Posko UN Kemdikbud adalah terkait dengan problem infrastruktur sekolah yang diperlukan untuk mengadakan UNBK.
Setelah evaluasi dilaksanakan, Anies akan mendorong kepala daerah untuk membantu sekolah-sekolah di daerahnya menyelanggarakan UNBK.
Inspektur Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Daryanto mengatakan, peningkatan jumlah sekolah penyelenggara UNBK akan memudahkan pengawasan ujian. Dengan menerapkan UNBK, sekolah tidak memiliki peluang untuk menyebarkan soal kepada murid-muridnya.
Keamanan Server
Daryanto menyatakan walaupun secara umum UNBK berjalan lancar, tetap ada problem yang terkait server. Oleh karena itu, perbaikan pada masa mendatang akan difokuskan pada urusan server.
Menurut dia, ada beberapa peretas yang mencoba menembus keamanan server. “Kami sedang meneliti titik-titik asal peretas. Pada masa mendatang kami akan memetakan sumber peretas dan meningkatkan pengamanan,” ujar Daryanto.
Pengamanan pendidikan Doni Koesoema menuturkan, pemerintah jangan hanya fokus pada penggunaan teknologi dan informasi untuk ujian nasional. Para siswa dan guru perlu pula didampingi dalam menggunakan komputer sejak awal pembelajaran.
Oleh karena itu, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) harus kembali diadakan. “Dengan ada TIK para siswa akan lebih nyaman dalam belajar dan menghadapi UNBK,” ujarnya.
Menurut Anies, pada tahun depan, Kemdikbud akan mengupayakan agar pada tahun depan jadwal pelaksanaan UNBK berbarengan dengan UN berbasis kertas. Pada tahun ini, jadwal pelaksanaan dua model ujian tersebut berbeda. Ujian berbasis kertas berlangsung pada Senin(4/4) - Rabu(6/4), sedangkan UNBK berlangsung pada Senin(4/4) – Kamis(7/4) dan Senin(11/4) – Selasa(12/4).
Perbedaan jadwal itu dianggap menciptakan peluang bagi peserta ujian berbasis kertas untuk memberitahukan soal kepada peserta UNBK. Namun, menurut Anies, yang disebut sebagai “Kebocoran soal” tidak terjadi karena soal yang dipakai pada UNBK dan ujian berbasis kertas berbeda satu sama lain.


Artikel Induktif
“Perompak Beraksi di Kepulauan Seribu”

JAKARTA, KOMPAS – Nelayan dari Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, disatroni perompak saat tengah melaut, Rabu(6/4) dini hari. Hasil tangkapan beserta sejumlah perlengkapan kapal diambil perompak yang menggunakan senjata api.
Menurut Omin (49), nahkoda kapal nelayan tersebut, peristiwa itu terjadi sekitar 50 mil laut arah utara Pulau Sebira yang merupakan ujung paling utara Kepulauan Seribu. Saat enam nelayan tertidur lelap diatas kapalnya, datang tiga orang menggunakan perahu cepat, lalu meletuskan senjata api, Rabu sekitar pukul 02.30.
“Perompak datang dengan speedboot bertubuh mancung khas perompak Lampung. Mereka langsung melepaskan tembakan dan bertanya nelayan darimana, nih? Langsung barang-barang kami diambil,” ungkap Omin, Kamis(7/4).
Selain Omin, saat itu ada lima awak kapal nelayan tersebut , yakni Dali, Edi, Abas, Ondi, dan Museli. Selain kapal dari Untung Jawa itu, ada dua kapal lain dari Rawa Saban, Tangerang, yang dilaporkan ikut dirompak.
Tidak ada yang terluka dari kejadian tersebut. Namun, perompak mengambil semua barang-barang berharga dari kapal, yaitu alat global positioning system (GPS), sounder, dua aki, genset,  tiga telepon seluler, dan hasil tangkapan ikan 1,5 kuintal.
Taufik hidayat (45), keluarga pemilik kapal, menegaskan, dirinya rugi cukup besar dalam kejadian ini. “Ikan yang diambil itu nilainya Rp. 8 juta, yang terdiri dari ikan tenggiri, kakap merah, dan kerapu. Alat-alat yang dicuri nilainya Rp. 35 juta. Itu belum ditambah modal yang mencapai Rp. 12 jutaan,” kata taufik.
Kejadian ketiga
Lurah Untung Jawa Badri Yosi meminta agar berwenang melakukan patroli rutin di wilayah rawan, termasuk di daerah paling jauh tersebut. Kurangnya pengawasan membuat tindakan kriminal didaerah itu seringkali terjadi.
“Ini kejadian ketiga yang menimpa nelayan Untung Jawa. Yang kedua lalu lebih sadis karena kapal nelayan diambil, lalu nahkoda beserta awak kapal hanya dibekali papan dan jeriken untuk berenang,” ucap Badri.
Kepala Kepolisian Sektor Kepulauan Seribu Utara, Ajun Komisaris Freddy Yudha membenarkan peristiwa yang terjadi di kawasan terluar Kepulauan Seribu tersebut. Perompak diduga sengaja beraksi dikawasan yang jauh dari area pengamanan.
“Pulau Pabelokan area termasuk terluar di Kepulauan Seribu. Kami harus patroli berhari-hari dan menginap di pulau yang berpenduduk, seperti Pulau Bira, untuk bersiaga,” kata Freddy Yudha, Kamis.

SUMBER:

KORAN KOMPAS edisi hari Jumat tanggal 8 April 2016 

0 komentar:

Posting Komentar