Jumat, 08 April 2016

Tugas 2 (Bahsa Indonesia 2)


Berpikir Induktif & Berpikir Deduktif

Pengertian berpikir deduktif dan induktif:
1)      Deduktif
Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya memperunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpilan.

2)      Induksi
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006).
Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005).

Kosep bernalar dalam karangan
Suatu karya tulis merupakan hasil proses berfikir yang mungkin merupakan hasil deduksi, induksi, atau gabungan di antara keduanya. Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan suatu pernyataan umum berupa kaidah, teori, peraturan, atau pernyataan lainnya. Sebaliknya, suatu karya tulis yang induktif dibuka dengan rincian-rincian khusus dan diakhiri dengan suatu kesimpulan umum atau generalisasi.
Proses pengembangan gagasan dapat dilakukan dengan :
1)      Urutan kronologis
Ditandai denngan penggunaan kata-kata seperti dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara itu, sejak saat itu, selanjutnya. Bentuk tulisan ini biasanya dipergunakan untuk memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan biografi/riwayat hidup.

2)      Urutan spasial
Digunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang, biasanya dipakai dengan urutan waktu. Pola ini biasanya menggunakan kata-kata di sini, di situ, di, pada, di bawah, di atas, di tengah, berhadapan, bertolak belakang, bersebrangan, dll.

3)      Urutan alur penalaran
Menghasilkan paragraph deduktif dan induktif.

4)      Urutan kepentingan
Dikembangkan berdasarkan skala prioritas gagasan yang dikemukakan, dari yang paling penting, menuju yang penting, ke yang kurang penting.

Konsep Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
Dibagi menjadi 2 :
a.      Generalisasi sempurna/tanpa loncatan induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan. Contoh :
-          Sensus penduduk.
-          Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

b.      Generalisasi tidak sempurna/dengan loncata induktif
Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Contohya :
Setelah kita menyelidiki sebagian Mahasiswa Universitas Gunadarma bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa Mahasiswa Universitas Gunadarma adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

Hipotesis dan Teori
-          Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
-          Teori adalah serangkaian bagian atau variable, definisi dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variable, dengan menentukan hubungan antar variable, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh:
Taufik Hidayat adalah Pemin Badminton
Taufik Hidayat bermain Badminton
Taufik Hidayat adalah Pemain Badminton Indonesia

Hubungan Kausal
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama.
Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk menguji hipotesis tersebut.

Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
-        --->Menentukan topik/tema
-        ---> Menetapkan tujuan
-         -->Mengumpulkan data dari berbagai sumber
-         -->Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
-         -->Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

 SUMBER:
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2014/10/22/deduksi-induksi-logika/
http://www.academia.edu/5086030/Filsafat_Ilmu_Berfikir_Induktif_deduktif
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi
https://prezi.com/dk5elmhiz968/filsafat-metode-berpikir-ilmiah/
http://ramadhanahmad96.blogspot.co.id/2015/10/penulisan-ilmiah-berpikir-induktif-dan.html


0 komentar:

Posting Komentar