Berpikir Induktif &
Berpikir Deduktif
Pengertian berpikir deduktif dan induktif:
1) Deduktif
Deduktif adalah metode berpikir
yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya memperunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus
disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpilan.
2) Induksi
Induksi
adalah cara mempelajari sesuatu yang
bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai
Pustaka 2006).
Induksi merupakan cara berpikir
dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang
bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005).
Kosep bernalar dalam karangan
Suatu karya tulis merupakan hasil
proses berfikir yang mungkin merupakan hasil deduksi, induksi, atau gabungan di
antara keduanya. Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan suatu
pernyataan umum berupa kaidah, teori, peraturan, atau pernyataan lainnya.
Sebaliknya, suatu karya tulis yang induktif dibuka dengan rincian-rincian
khusus dan diakhiri dengan suatu kesimpulan umum atau generalisasi.
Proses pengembangan gagasan dapat
dilakukan dengan :
1) Urutan
kronologis
Ditandai denngan penggunaan
kata-kata seperti dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara itu, sejak
saat itu, selanjutnya. Bentuk tulisan ini biasanya dipergunakan untuk
memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan biografi/riwayat hidup.
2) Urutan
spasial
Digunakan untuk menyatakan tempat
atau hubungan dengan ruang, biasanya dipakai dengan urutan waktu. Pola ini
biasanya menggunakan kata-kata di sini, di situ, di, pada, di bawah, di atas,
di tengah, berhadapan, bertolak belakang, bersebrangan, dll.
3) Urutan
alur penalaran
Menghasilkan paragraph deduktif dan
induktif.
4) Urutan
kepentingan
Dikembangkan berdasarkan skala
prioritas gagasan yang dikemukakan, dari yang paling penting, menuju yang
penting, ke yang kurang penting.
Konsep Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum
dari pernyataan atau data-data yang ada.
Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi sempurna/tanpa loncatan induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak
dan meyakinkan. Contoh :
- Sensus
penduduk.
- Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam
akan memuai.
b. Generalisasi
tidak sempurna/dengan loncata induktif
Fakta yang digunakan belum
mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Contohya :
Setelah kita menyelidiki sebagian Mahasiswa
Universitas Gunadarma bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong,
kemudian kita simpulkan bahwa Mahasiswa Universitas Gunadarma adalah bangsa
yang suka bergotong-royong.
Hipotesis dan Teori
- Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya.
- Teori
adalah serangkaian bagian atau variable, definisi dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variable, dengan menentukan hubungan antar
variable, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah
persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain.
Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan
kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh:
Taufik Hidayat adalah Pemin Badminton
Taufik Hidayat bermain Badminton
Taufik Hidayat adalah Pemain
Badminton Indonesia
Hubungan Kausal
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan
pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan
dan perantaraan ilmu yang lain dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa
setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia
yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas dibangun oleh hubungan
antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang
mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama.
Kausalitas merupakan asumsi dasar
dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan merancang eksperimen untuk
menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam metode ilmiah adalah hipotesis tentang
hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk menguji hipotesis
tersebut.
Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf
dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau
memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu
topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau
statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi
uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut
paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
- --->Menentukan topik/tema
- ---> Menetapkan tujuan
- -->Mengumpulkan data dari berbagai
sumber
- -->Menyusun kerangka karangan sesuai
dengan topik yang dipilih
- -->Mengembangkan kerangka menjadi
karangan eksposisi.
SUMBER:
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2014/10/22/deduksi-induksi-logika/
http://www.academia.edu/5086030/Filsafat_Ilmu_Berfikir_Induktif_deduktif
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi
https://prezi.com/dk5elmhiz968/filsafat-metode-berpikir-ilmiah/
http://ramadhanahmad96.blogspot.co.id/2015/10/penulisan-ilmiah-berpikir-induktif-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar